Cari Blog Ini

Rabu, 09 Desember 2009

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
INGENHOUZ dan SACH
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan atau fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah, memproduksi makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang diperolehnya dari lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia. Hewan sebagian besar harus bergerak, harus mencari makan, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran tertentu dan harus menjaga integritas mekaniknya unntuk hidup dan pertumbuhan.
Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas.

Fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di mana energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia, sedangkan proses respirasi adalah suatu proses pembongkaran (katabolisme atau disasimilasi) di mana energi yang tersimpan dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses – proses kehidupan. Rangka karbon merupakan senyawa dasar untuk pembentukan senyawa – senyawa organik lainnya dan sel – sel baru. O2 yang dilepaskan pada fotosintesis tumbuhan berasal darri pemecahan air. Dengan demikian persamaan fotosintesis adalah :
6CO2 + 12H2O + Energi Matahari klorofil C6H12O6 + 6 O2 + 6 H2O

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui hasil fotosintesis, Untuk mengetahui tempat berlangsungnya fotosintesis, Untuk mengetahui zat – zat yang diperlukan untuk proses fotosintesis, Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi fotosintesis
2. Untuk mengetahui ada tidaknya simpanan amilum dalam jaringan daun yang diberi perlakuan cahaya matahari berbeda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986)
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).
Energi foton yang digunakan untuk menggerakkan elektron melawanan gradient panas di dalam fotosistem I dari sebuah agen dengan tenaga reduksi kuat, yang secara termodinamis mampu mereduksi CO2 di dalam fotosistem II dari air dengan pelepasan O2, jika sebuah molekul pigmen menyerap sebuah foton masuk ke dalam sebuah keadaan tereksitasi, karena satu elektronnya pada keadaan dasar pindah ke orbit (Anwar, 1984).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Fotosistem ada dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I tersusun oleh klorifil a dan klorifil b dengan perbandingan 12:1 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 700 nm. Pada fotosistem II perbandingan klorofil a dan klorofil b yaitu 1:2 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 680 nm (Syamsuri, 2000).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan :
6CO2 + 12H2O + Energi Matahari klorofil C6H12O6 + 6 O2 + 6 H2O
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2 yang dilepaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000).
Fotosintesis berlangsung dalam 2 tahap, yaitu :
1. Reaksi Terang
Reaksi terang fotosintesis merupakan reaksi pengikatan energi cahaya oleh klorofil yang berlangsung digrana yang dilaksanakan oleh fotosistem. Fotosistem merupakan unit yang mampu menangkap energi cahay matahari dalam rantai transfor elektron pada fotosintesis. Tersusun atas kompleks antene pusat reaksi dan akseptor elektrona (Saimbolon, 1989).
2. Reaksi gelap
Reaksi gelap fotosintesis merupakan reaksi pengikatan CO2 oleh molekul RBP (Ribolosa Bifosfat) untuk mensintesis gula yang berlangsung distroma, reaksi gelap meliputi 3 hal penting, yaitu :
· Karboksilasi : merupakan pengikatan CO2 oleh RPB untuk membentuk molekul PGA.
· Reduksi : PGA (3C) direduksi oleh NADPH menjadi PGAL (3C).
· Regenerasi : pembentukan kembali RBP.


BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2009. Bertempat di Laboratorium Biologi SMA Negeri 7 Purworejo.

B. Alat dan Bahan
1. Ingenhouz
Alat :
· Gelas kimia besar / gelas piala
· Tabung reaksi
· Corong kaca
· 3 buah kawat penahan
· Ember besar
· Stopwatch
· Penggaris / alat ukur
· Spidol
· Selotip
· Gunting
· Alat tulis
· Korek api
· Lidi
Bahan :
· Hydrilla verticilata
· Air
· Plastik mika (biru, kuning, ungu, merah)
· Soda kue (NaHCO3)

2. Percobaan SACH
Alat :
· Panci
· Cawan petri
· Tisue
· Kompor
· Penjepit
· Benang
Bahan :
· Bermacam – macam daun segar yang sebelumnya telah dibalut dengan kertas karbon/ alumunium foil (daun cabai, daun ketela, daun lembayung, dan daun Bougenvile)
· Alkohol
· Air
· Lugol


C. CARA KERJA
ü Ingenhouz
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memotong plastik mika berwarna menjadi bentuk lingkaran dengan lubang kecil di bagian tengahnya untuk tempat tabung reaksi dan persegi panjang untuk menutupi gelas kimia.
3. Menyelimuti gelas dengan plastik mika yang berbentuk persegi panjang.
4. Merancang alat dan bahan seperti gambar di bawah ini :



v Memotong beberapa cabang tanaman Hydrilla verticilata sepanjang 15 cm.
v Memasukkan tanaman ke dalam corong kaca (bagian batang yang terpotong menghadap ke bawah)
v Mengisi gelas kimia dengan air sampai penuh.
v Memasukkan corong kaca, dan Hydrilla verticilata ke dalam gelas kimia berisi air sampai corong kaca terbenam air.
v Mengisi tabung reaksi dengan air sampai penuh dan menutup mulut tabung reaksi dengan jempol.
v Memasukkan tabung reaksi ke dalam air pada gelas kimia (terbalik, jempol di bawah)
v Meletakkan tabung reaksi yang berisi air di atas corong kaca dan menahan dengan kawat penahan untuk menjaga keseimbangan dari corong yang telah diisi dengan Hydrilla verticilata.
v Menutup bagian atas gelas kimia dengan plastik mika berwarna yang berbentuk lingkaran.
5. Memberikan perlakuanyang berbeda antara gelas kimia yang satu dengan gelas kimia yang lain:
Gelas I : tanpa perlakuan (cahaya putih tanpa bantuan katalisator)
Gelas II : cahaya putih dengan menambahkan soda kue
Gelas III : menggunakan plastik mika merah (cahaya merah)
Gelas IV : menggunakan plastik mika biru (cahaya biru)
Gelas V : menggunakan plastik mika ungu (cahaya ungu)
Gelas VI : menggunakan plastik mika kuning (cahaya kuning)
6. Meletakkan perangkat percobaan di tempat yang terkena langsung sinar matahari
7. Mengamati gejala – gejala yang timbul
8. Memberikan batas berkurangnya air setiap 5 menit dengan spidol (berkurangnya air tersebut manunjukkan banyaknya gelembung O2 yang dihasilkan)
9. Mengukur batas – batas tersebut dengan penggaris
10. Mencatat hasil pengamatan


ü Percobaan SACH
1. Membalut daun tumbuhan yang belum kena sinar matahari sebagian dengan alumunium foil / kertas karbon selama minimal 2 minggu
2. Mengikat daun dengan menggunakan benang
3. Merebus air dengan panci di atas kompor sampai mendidih
4. Memanaskan alkohol di atas panci
5. Memasukkan daun tumbuhan yang akan diuji ke dalam air panas (5 menit) sampai layu, kemudian ke dalam alkohol panas (5 menit)
6. Menetesi daun dengan cairan lugol
7. Mencuci daun dengan air kemudian bentangkan dan amatilah perubahan yang terjadi. (Ingatlah jika memberikan warna biru sampai kehitam-hitaman berati engandung amilum).

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
ü Ingenhouz


1. Percobaan SACH

No. Perlakuan Keterangan
1 Bekas tertutup aluminium foil Daun berwarna hijau tua
2 Direndam di dalam air mendidih Daun menjadi layu
3 Direndam dalam alkohol mendidh Warna daun bekas ditutup aluminium foil lebih muda daripada yang tidak tertutup.
4 Ditetesi dengan cairan lugol Daun yang tidak tertutup aluminium foil berwarna biru kehitaman

Gambar pengamatan :


B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini ada terdapat dua percobaan yang akan dibahas yaitu tentang fotosintesis, dan penentuan karbohidrat pada daun tumbuhan.
Percobaan I
Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi matahari yang dapat dimanfaatkan oleh kloropil yang terdapat dalam kloroplas. Fotosintesis selain memerlukan cahaya matahari sebagai bahan bakar juga memerlukan karbondioksida dan air sebagai bahan anorganik yang akan diproses untuk menghasilkan karbohidrat dan melepaskan oksigen. Dengan persamaan reaksi :
6CO2 + 12H2O + Energi Matahari klorofil C6H12O6 + 6 O2 + 6 H2O
Dari reaksi tersebut kita dapat memperkirakan bahwa pada fotosintesis terbentuk oksigen. Percobaan pertama mencoba membuktikan hal tersebut. Hydrilla dimasukkan ke dalam gelas beaker yang terlebih dahulu telah dilengkapi dengan corong penutup dan gelas kimia, kemudian dimasukkan air yakinkan pada saat air memenuhi gelas beaker dan masuk kedalam gelas kimia tidak terdapat gelembung udara dari luar.
Gelembung udara yang dihasilkan menandakan bahwa proses fotosintesis pada Hydrilla verticilata menghasilkan oksigen. Berdasarkan hasil pengamatan jumlah gelembung udara yang dihasilkan pada percobaaan yang menggunakan plastik mika warna kuning, hijau, biru reaksi terbentuknya gelembung (O2) lebih sedikit daripada keadaan normal (kontrol) sedangkan plastik mika warna merah dan ungu jumlah gelembung yang terbentuk lebih banyak. Hal ini membuktikan bahwa intensitas cahaya sangat mempengaruhi proses fotosintesis. Intensitas cahaya yang optimum sangat baik untuk proses fotosintesis, selain itu warna cahaya juga sangat berpengaruh.
Sedangkan perlakuan yang menggunakan medium air ditambah larutan soda kue (NaHCO3) reaksi pembentukan gelembung lebih cepat dari perlakuan lainnya, hal ini disebabkan karena larutan NaHCO3 yang terurai menjadi NaOH dan CO2 sehingga suplai CO2 bertambah banyak.
Selain intensitas cahaya dan kadar CO2, juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi proses fotosintesis adalah temperatur, kadar 02, kadar air dan unsur mineral yang ada. Laju pembentukan oksigen dapat digunakan sebagai suatu petunjuk untuk laju fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan.
Percobaan kedua
yaitu penentuan karbohidrat pada fotosintesis pada daun tumbuhan berupa daun cabai, bougenvile, ketela dan lembayung. Percobaan ini dilakukan pada daun yang segar dan dibungkus dengan kertas karbon kurang lebih 2 minggu, kemudian daun tersebut dimasukkan kedalam air panas setelah dilepas dari pohonnya yang bertujuan untuk mematikan sel-sel yang ada. Setelah direbus kemudian daun dimasukkan kedalam larutan alkohol agar klorofil pada daun tersebut larut sehingga warna daun berubah menjadi pucat, daun yang telah dimasukkan kedalam alkohol tadi kemudian ditetesi dengan cairan lugol dan didiamkan.
Dari hasil pengamatan di peroleh bahwa warna daun setelah diberi perlakuan seperti diatas berubah menjadi pucat untuk bagian yang tertutup dengan kertas aluminium foil dan bagian yang tidak ditutup menjadi berwarna kebiruan. Warna kebiruan menandakan bahwa telah terjadi proses fotosintesis yang telah terbentuk amilum. Hal ini menandakan bahwa cahaya sangat berperan dalam peristiwa fotosintesis, dimana cahaya yang diterima dengan bebas tanpa adanya suatu penghalang, maka akan membuat perubahan pada daun. Secara garis besar dapat dikatakan stomata akan berperan sebagai pengatur penguapan dalam peristiwa fotosintesis.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ø Tanaman Hydrilla verticilata memiliki klorofil sehingga mampu melakukan proses fotosintesis, karena klorofil merupakan tempat utama untuk proses fotosintesis.
Ø Zat – zat utama yang diperlukan untuk melakukan fotosintesis yaitu CO2, H2O, dan cahaya.
Ø H2O merupakan bahan baku lain yang diabsorpsi dari lingkungan. Air diproses pada fotolisis air.
Ø CO2 di udara akan masuk melalui stomata ke dalam jaringan spons pada daun karena CO2 terus dipergunakan untuk fotosintesis, diproses pada fiksasi CO2. Konsentrasi CO2 sebagai salah satu bahan dasar asimilasi karbon tentu akan sangat berpengaruh pada produktivitas fotosintesisnya.
Ø Cahaya mempengaruhi fotosintesis dalam 3 hal, yaitu : intensitas, lama pencahayaan, dan warna cahaya.
Intensitas cahaya yang paling efektif untuk melakukan proses fotosintesis adalah cahaya warna merah dan ungu.
Ø Zat – zat yang dihasilkan dalam fotosintesis adalah C6H12O6, O2, H2O dan energi bagi tumbuhan.
Ø Oksigen merupakan produk samping dari fotosintesis. Kadar oksigen yang tinggi pada jaringan fotosintetik akan menghambat laju fotosintesis.
Ø Pada percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tumbuhan mengalami proses fotosintesis, yang menghasilkan amilum. Proses fotosintesis secara singkat dapat dilihat dari persamaan sebagai berikut
6CO2 + 12H2O + Energi Matahari klorofil C6H12O6 + 6 O2 + 6 H2O
B. SARAN
1. Pengisian air ke dalam rangkaian alat sebaiknya dilakukan dengan cepat sehingga tidak ada udara di dalam tabung reaksi.
2. Pemasangan Hidrilla sebaiknya tidak terlalu kencang sehingga udara dapat bebas bergerak
3. Pemilihan tanaman Hidrilla yang baik dan segar perlu diperhatikan agar memperoleh hasil yang optimal.
4. Arah cahaya harus tepat sehingga laju fotosintesis tidak terganggu.
5. Percobaan seperti ini memerlukan pengamatan yang harus benar-benar diperhatikan, terlebih lagi saat memperhatikan gelembung udara yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Agar proses pembuktian adanya karbohidrat pada daun yang melakukan fotosintesis.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, A. 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.
Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Malcome. B. W. 1990. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara. Bandung.
Simbolon, Hubu dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
ENZIM KATALASE





BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap organisme memerlukan makanan untuk tetap dapat menjaga hidupnya. Aktivitas makan dilakukan setiap makhluk hidup tidak memandang usia, spesies, dan jenis kelamin. Makanan yang dikonsumsi selanjutnya akan dicerna oleh tubuh melalui beragam proses. Hasil dari proses tersebut selanjutnya akan berguna untuk pertumbuhan maupun aktivitas makhluk hidup.
Namun dari proses pencernaan makanan di dalam tubuh tentunya tidak hanya menghasilkan zat / senyawa tetapi juga dihasilkan zat – zat yang bersifat racun (toksin) bagi tubuh. Misalnya senyawa Hidrogen peroksida (H2O2) yang berbahaya bagi tubuh. Namun tubuh manusia telah dilengkapi dengan organ hati (hepar) yang memiliki jutaan peroksisom. Organel sel ini menghasilkan enzim katalase yang mampu menguraikan H2O2 menjadi senyawa yang tidak berbahaya.
Dalam proses metabolisme, enzim merupakan biokatalisator yang bertugas mempercepat laju reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah kerja enzim katalase?
2. Apakah faktor – faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase?
3. Apakah organ yang banyak mengandung enzim katalase?


C. HIPOTESA
Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini juga memiliki ciri – ciri yang sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh suhu dan derajat keasaman (pH) lingkungannya.


D. TUJUAN
1. Mengetahui kerja enzim katalase
2. Mengetahui organ yang banyak mengandung enzim katalase
3. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Seluruh reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel memerlukan jasa enzim. Enzim disintesis di dalam sel, tetapi aktivitasnya tidak selalu di dalam sel. Berbagai reaksi kimia yang dikendalikan oleh enzim, antara lain respirasi, pertumbuhan, kontraksi otot, fotosintesis, pencernaan, fiksasi nitrogen, dan pembentukan urine.
Enzim mempunyai sifat – sifat :
1. Enzim berfungsi sebagai katalisator, artinya sebagai zat yang mampu mempercepat reaksi kimia, tetapi enzim tidak ikut bereaksi.Denagn demikian enzim tidak diperlukan dalam jumlah yang banyak.
2. Enzim adalah suatu protein, ini terbukti karena enzim di dalam larutan membentuk suatu koloid.
3. Kerja enzim bersifat khusus/khas, artinya bahwa enzim tidak dapat bekerja pada semua zat, tetapi hanya mampu menghidrolisis H2O2 + O2.
4. Enzim tidak tahan panas, Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan dalam sel. Kebanyakan enzim akan aktif pada kisaran suhu tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim:
1. Suhu, pada suhu 0o C (minimum) enzim non aktif tapi tidak rusak. Jika suhu dinaikkan enzim akan aktif dan bekerja optimum pada suhu 30o – 40o C. Pada suhu 60o C enzim mengalami denaturasi (rusak pada bagian sisi aktifnya dan tidak bisa balik) sehingga tidak bisa mengikat substrat.
2. pH, pH optimum pada masing – masing enzim bervariasi. Khusus enzim katalase pH optimum 7 – 7,2 (sedikit basa). Perubahan pH menyebabkan sisi aktif enzim berubah sehingga tidak sesuai dengan substratnya.
3. Konsentrasi enzim, konsentrasi enzim setara dengan kecepatan reaksi (jika konsentrasi enzim ditambah maka reaksinya pun semakin cepat berlangsung)
4. Zat penggiat (aktivator), berfungsi untuk memacu / menggiatkan kerja enzim sehingga bekerja lebih cepat (kofaktor : ion logam, koenzim : vitamin B kompleks)
5. Zat penghambat (inhibitor), pada dasarnya ada 2 macam berdasarkan sifatnya, yaitu : Reversibel (bisa kembali ke bentuk semula dengan memperbanyak substrat, misalnya kompetitif [inhibitor mirip substrat], non kompetitif [sisi aktif rusak]), Irreversibel (sisi aktif enzim mengikat kuat inhibitor dan tidak dapat balik)
6. Konsentrasi substrat, jika konsentrasi substrat ditambah maka kecepatan reaksi pun semakin lambat.

Otto Warburg memenangkan hadiah nobel pada tahun 1930. penelitian awal Otto adalah tentang polipeptida. Pada universitas Heidelberg, dia meneliti tentang proses respirasi. Otto ingin mengaitkan proses tersebut dengan metode fisikan dan kimia. Metode tersebut ia gunakan pada asimilasi karbon dioksida tanaman, metabolisma tumor dan unsur kimia pokok pada organ respirasi fermentasi. Otto tidak pernah menjadi staf pengajar, tetapi penemuannya tentang flavin dan nikotinamida sebagai gugus aktif dalam enzim pentransferr hidrogen telah melengkapi proses oksidasi dan reduksi pada dunia kehidupan.

Enzim dibuat di dalam sel – sel hidup. Sebagian besar enzim bekerja di dalam sel, yang disebut enzim intraseluler. Salah satu contoh enzim intraseluler adalah enzim katalase. Katalase memecah senyawa berbahaya, seperti Hydrogen peroksida (H2O2) di dalam sel hati. Dalam hal ini Hydrogen peroksida bertindak sebagai substrat. Hydrogen peroksida merupakan senyawa reaktif dan dapat merusak sel, kemudian akan didegrasi oleh katalase. Katalase mendegrasi Hydrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2).


BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 10 Oktober 2009. Bertempat di Laboratorium Biologi SMA Negeri 7 Purworejo.

B. Alat dan Bahan
Alat :
· Gelas kimia
· 1 set tabung reaksi
· Pipet
· Busan pembakar + Korek api
· Sendok pengaduk
· Penjepit
· Sarung tangan praktikum
· Lidi
Bahan :
· Ekstrak hati sapi
· Ekstrak jantung sapi
· Ekstrak kentang
· H2O2
· NaOH
· HCl
· Larutan garam (NaCl) 5%


C. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Membuat ekstrak hati, jantung dan kentang segar.
3. Memakai sarung tangan praktikum demi keselamatan kerja.
4. Mengisi tabung reaksi dengan ekstrak hati, ekstrak jantung, ekstrak kentang sebanyak 4 tabung untuk masing – masing ekstrak setinggi 1 cm untuk tiap tabung.
5. Mengambil salah satu tabung berisi ekstrak hati lalu dipegang dengan tangan kiri, kemudian ditetesi HCl 5 tetes dilanjutkan H2O2 5 tetes, langsung menutup tabung dengan ibu jari tangan kiri. Memperhatikan banyaknya gelembung gas yang terjadi, setelah itu memasukkan bara api (lidi yang menyala) ke dalam mukut tabung dengan tangan kanan. Mengamati apa yang terjadi dan menghitung berapa lama bara api menyala sampai mati.
6. Mengambil salah satu tabung berisi ekstrak hati lalu dipegang dengan tangan kiri, kemudian ditetesi NaOH 5 tetes dilanjutkan H2O2 5 tetes, langsung menutup tabung dengan ibu jari tangan kiri. Memperhatikan banyaknya gelembung gas yang terjadi, setelah itu memasukkan bara api (lidi yang menyala) ke dalam mukut tabung dengan tangan kanan. Mengamati apa yang terjadi dan menghitung berapa lama bara api menyala sampai mati.
7. Mengambil salah satu tabung berisi ekstrak hati lalu dipegang dengan tangan kiri, kemudian ditetesi NaCl 5 tetes dilanjutkan H2O2 5 tetes, langsung menutup tabung dengan ibu jari tangan kiri. Memperhatikan banyaknya gelembung gas yang terjadi, setelah itu memasukkan bara api (lidi yang menyala) ke dalam mukut tabung dengan tangan kanan. Mengamati apa yang terjadi dan menghitung berapa lama bara api menyala sampai mati.

8. Mengambil salah satu tabung berisi ekstrak hati lalu dipegang dengan tangan kiri, kemudian ditetesi H2O2 5 tetes, langsung menutup tabung dengan ibu jari tangan kiri. Memperhatikan banyaknya gelembung gas yang terjadi, setelah itu memasukkan bara api (lidi yang menyala) ke dalam mukut tabung dengan tangan kanan. Mengamati apa yang terjadi dan menghitung berapa lama bara api menyala sampai mati.
9. Mengambil salah satu tabung berisi ekstrak hati lalu dipegang dengan tangan kiri, kemudian memanaskannya sampai terlihat perubahan warna dan selanjutnya ditetesi H2O2 5 tetes, langsung menutup tabung dengan ibu jari tangan kiri. Memperhatikan banyaknya gelembung gas yang terjadi, setelah itu memasukkan bara api (lidi yang menyala) ke dalam mukut tabung dengan tangan kanan. Mengamati apa yang terjadi dan menghitung berapa lama bara api menyala sampai mati.
10. Melakukan langkah yang sama dari langkah nomor 5 – 9 terhadap ekstrak jantung dan kentang.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel Pengamatan :

1. Ekstrak hati


No. Perlakuan Gelembung gas (O2) Bara api
1. Ekstrak hati + HCl + H2O2 ++ ++
2. Ekstrak hati + NaOH + H2O2 +++ +++
3. Ekstrak hati + NaCl + H2O2 +++++ +++++
4. Ekstrak hati + H2O2 ++++ ++++
5. Ekstrak hati dipanaskan + H2O2 _ _


2. Ekstrak jantung

No. Perlakuan Gelembung gas (O2) Bara api
1. Ekstrak jantung + HCl + H2O2 + +
2. Ekstrak jantung + NaOH + H2O2 ++ ++
3. Ekstrak jantung + NaCl + H2O2 ++++ ++++
4. Ekstrak jantung + H2O2 +++ +++
5. Ekstrak jantung dipanaskan + H2O2 _ _


3. Ekstrak kentang


No. Perlakuan Gelembung gas (O2) Bara api
1. Ekstrak kentang + HCl + H2O2 + +
2. Ekstrak kentang + NaOH + H2O2 ++ ++
3. Ekstrak kentang + NaCl + H2O2 +++ +++
4. Ekstrak kentang + H2O2 +++ +++
5. Ekstrak kentang dipanaskan + H2O2 _ _

Keterangan :
++++++ : menyala paling lama, gelembung paling banyak
++++ : menyala lama, gelembung banyak
+++ : manyala agak lama, gelembung agak banyak
++ :menyala sebentar, gelembung sedikit
+ :menyala sebentar sekali, gelembung sedikit sekali
- : tidak menyala, tidak ada gelembung

Pembahasan
Dari data yang telah diperoleh, menunjukkan bahwa pada ekstrak hati reaksi yang terjadi jauh lebih cepat dan produk yang dihasilkan juga jauh lebih banyak, berbeda dengan ekstrak jantung dan kentang. Hal tersebut membuktikan bahwa di dalam hati terdapat suatu enzim yang telah menjalankan fungsinya yaitu mempercepat reaksi kimia (biokatalisator). Karena di hati terjadi perombakan zat yang tidak diinginkan oleh tubuh, yang dalam hal ini adanya Hydrogen Peroksida, maka enzim yang digunakan pada proses tersebut tidak lain adalah enzim katalase.
Faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase adalah suhu dan pH, hal ini telah dibuktikan pada percobaan di atas.
H2O2 H2O + ½ O2
Reaksi di atas dapat dituliskan :

Pada saat ekstrak hati, jantung maupun kentang ditetesi dengan H2O2 maka akan menghasilkan H2O dan O2. Terbukti bara api akan menyala dan muncul gelembung gas. Ada tidaknya gelembung merupakan indikator adanya air dalam wujud uap. Sedangkan menyala atau tidaknya bara api merupakan indikator adanya gas oksigen dalam tabung tersebut.
Jika sebelum ditetesi H2O2 ketiga ekstrak ditetesi HCl dahulu (suasana asam) maka gelembung yang muncul sedikit. Berati dalam suasana asam enzim katalase tidak bekerja dengan optimum akibat sisi aktif enzim mengalami sedikit perubahan.
Akan tetapi jika sebelum ditetesi H2O2 ekstrak ditetesi NaOH dahulu (suasana basa) maka H2O dan O2 yang dihasilkan masih banyak (meski tidak sebanyak jika ditetesi H2O2 saja) terbukti bara api menyala lama dan gelembung gas banyak. Berari enzim katalase masih dapat bekerja optimum pada pH netral (7) sampai sedikit basa.
Hal di atas sangat berkebalikan jika sebelum ditetesi H2O2 ditetesi NaCl 5% dahulu, H2O dan O2 yang dihasilkan paling melimpah dan banyak. Terbukti bara api menyala paling lama dan terang serta gelembung yang dihasilkan paling melimpah. Karena NaCl terdiri atas ion Na+ sebagai kofaktor dan ion Cl- sebagai aktivator enzim. Jadi enzim (katalase) aka bekerja paling optimum jika ditambah aktivator / kofaktor.
Namun jika ekstrak dipanaskan dulu maka tidak menghasilkan H2O dan O2, terbukti bara api tidak menyala dan gelembung udara tidak muncul. Hal ini karena enzim (katalase) mengalami denaturasi (kerusakan pada sisi aktif enzim sehingga tidak bisa lagi mengikat substrat). Berarti enzim katalase bekerja secara optimal pada suhu kamar (30o – 40oC) dan tidak bekerja pada suhu lebih besar atau sama dengan 60oC.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
· Enzim katalase akan mendegrasi Hydrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2).
Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
H2O2 H2O + ½ O2
· Faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase adalah :
ü pH (enzim bekerja optimum pada pH netral sampai sedikit basa)
ü Aktivator (enzim bekerja optimum saat ditambahkan aktivator seperti NaCl yang akan menggiatkan kerja enzim)
ü Suhu (enzim bekerja optimum pada suhu 30o – 40o C dan tidak bekerja pada suhu lebih dari 60o C)
· Dari hasil percobaan, diketahui bahwa hati lebih banyak mengandung enzim katalase karena mengandung peroksisom.
· Organ yang mengandung enzim katalase antara lain hati, jantung, ginjal, kentang, kecambah dan lain – lain.





DAFTAR PUSTAKA
http://imootboy.blogspot.com/2008/12/terapi-jus-untuk-hipertensi-dan-dabetes.html
http://inkzzz_moet.blog.plasa.com/2008/11/18/cara-kerja-enzim-katalase/
http://www.forumsains.com/index.php?.html
http://aboutmidwifery.blogspot.com/2009/06/laporan-praktikum-enzym.html
http://dunia-mikro.blogspot.com/2008/08/uji-katalase.html
http://praktikum-airlangga.blogspot.com/2008/09/hikmah-sholat-wajib-1.html
http://mr-fabio2.blogspot.com/2008/09/laporan-enzim-katalase.html
Sudjadi, Bagod dan Laila. 2006. Biologi Sains Dalam Kehidupan 3A. Surabaya: Yudhistira.
Syamsuri, Istamar dkk.2004. Biologi Untuk SMA Kelas XII. Malang: Erlangga.